Mengapa Pembelajaran Perlu Ditransformasi?

 

Mengapa Pembelajaran Perlu Ditransformasi?



Pendidikan Indonesia sedang berada di persimpangan penting. Kita telah berhasil memperluas akses ke sekolah, tetapi belum cukup berhasil memastikan bahwa semua anak benar-benar belajar. Data dari Programme for International Student Assessment (PISA) masih menempatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia di bawah rata-rata global. Ini bukan sekadar angka , ini cermin dari krisis pembelajaran yang diam-diam terus terjadi di ruang-ruang kelas kita.

If we teach today’s students as we taught yesterday’s, we rob them of tomorrow.”
John Dewey

Kutipan di atas mengingatkan kita bahwa dunia berubah cepat. Namun sayangnya, cara kita mengajar sering kali tetap sama. Akibatnya, peserta didik tidak cukup dibekali untuk menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan ketidakpastian.


Sekolah Tapi Tidak Belajar?

Fenomena schooling without learning atau "bersekolah tanpa belajar" kini menjadi tantangan utama. Banyak peserta didik mengikuti pembelajaran, namun tidak mengalami proses belajar yang bermakna. Mereka cenderung menghafal, bukan memahami. Mereka mengejar nilai, bukan keterampilan hidup.

Ini terjadi karena proses pembelajaran masih didominasi oleh ceramah satu arah, asesmen yang hanya menekankan hafalan, dan metode pembelajaran tradisional yang tak mampu menjawab tantangan zaman. Guru, meski menjadi ujung tombak, sering terjebak dalam beban administrasi dan keterbatasan pelatihan.

Pendidikan bukan sekadar mengajar anak pandai membaca, menulis, dan berhitung, tetapi membentuk manusia yang utuh dan merdeka.”
Romo Y.B. Mangunwijaya


Kita Hidup di Dunia yang Berubah Cepat

Kita sedang menyongsong era yang sangat kompleks dan dinamis. Dunia kerja berubah cepat. Anak-anak yang kita ajar hari ini akan hidup di masa depan yang belum bisa kita bayangkan. Mereka membutuhkan soft skills seperti kolaborasi, komunikasi, kreativitas, berpikir kritis, dan yang paling penting — kemampuan untuk terus belajar sepanjang hayat.


Indonesia mendapat Bonus Demografi. Peluang atau Bencana?

Indonesia tengah berada di puncak bonus demografi , di mana jumlah penduduk usia produktif sangat besar. Jika dikelola dengan baik melalui pendidikan yang bermutu, ini bisa menjadi peluang emas menuju Indonesia Emas 2045. Namun, jika generasi muda kita tidak dibekali keterampilan dan karakter yang sesuai, bonus ini bisa berubah menjadi beban.


Pembelajaran Mendalam (PM) apakah menjadi solusi ?

Salah satu solusi yang ditawarkan untuk menjawab tantangan ini adalah pendekatan Pembelajaran Mendalam (PM). Pendekatan ini tidak hanya menekankan pada penguasaan materi, tetapi juga membangun pengalaman belajar yang berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful). PM menempatkan peserta didik sebagai subjek utama yang aktif, reflektif, dan terhubung dengan dunia nyata.

🗣️ Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.”
Ki Hadjar Dewantara


Arah Baru Pendidikan Indonesia

Transformasi pembelajaran bukanlah pilihan, melainkan keharusan. Kita tidak bisa lagi mengandalkan pola-pola lama dalam dunia yang berubah cepat. Saatnya bergerak menuju pembelajaran yang lebih dalam, lebih manusiawi, dan lebih relevan. Saatnya memerdekakan peserta didik untuk belajar dengan sadar, bermakna, dan penuh semangat.

🗣️ Education does not change the world. Education changes people. People change the world.”
Paulo Freire

Karena masa depan Indonesia dimulai dari ruang kelas hari ini.

Previous
Next Post »



0 Komentar